............................................................................................ Setelah kandasnya penyerangan Raja Murai ke Kotapinang yang mengakibatkan jatuhnya korban yang cukup banyak di pihak Raja Murai (terdapat dalam sejarah Bilah), Raja Murai sudah tidak berkeinginan lagi untuk meluaskan Kerajaan Panai. Namun demikian, Kampung Sipege (pusat Kerajaan Panai) tetap dilakukan penjagaan ekstra karena dikhawatirkan adanya serangan balasan yang akan dilancarkan pihak Kotapinang. Dan pada dasarnya pihak Kotapinang memang tidak puas dengan adanya penyerangan dari Raja murai. Namun demikian, mengingat keadaan air sungai yang selalu surut, juga dalam keadaan air pasang pun tak sampai menjangkau Kotapinang, jika kondisi ini dipaksakan oleh pihak Kotapinang, tentu akan membahayakan, mereka akan menjadi bulan-bulanan peluru meriam yang ditempatkan Kerajaan Panai di pinggiran sungai.
Akhirnya pihak pihak Kotapinang membuat perubahan, yaitu melakukan penyerangan dari jalan darat, yaitu dengan cara melakukan penyerangan dan melumpuhkan Kerajaan Bilah terlebih dahulu, setelah itu melakukan penyerangan ke Kerajaan Panai. Kerajaan Bilah, pada masa itu dipimpin oleh Raja Laut, adik dari Raja Murai.
Penyerangan pihak Kotapinang terjadi juga, namun pihak Raja Laut memukul mundur pihak Kotapinang. Dengan kandasnya penyerangan pihak Kotapinang ke Kerajaan Bilah, tentu mengakibatkan gagalnya balas dendam terhadap Raja Murai (Kerajaan Panai).Setelah kegagalan pihak Kotapinang melakukan serangan balik, berpuluh tahun kemudian tidak pernah lagi terjadi sengketa (perang) antara Kotapinang dan Panai maupun Bilah.
Raja Murai, sebagai pendiri maupun raja pertama Kerajaan Panai, sejak dari Bagan Bilah, lalu di Kampung Sipege sebagai pusat Kerajaan Panai pertama, akhirnya wafat dalam usia tua. Raja Murai wafat sekitar tahun 1733 dan dimakamkan di Kampung Sipege (Marhum Sipege).
Setelah wafatnya Raja murai, rakyat Kerajaan Panai memberi gelar Perkasa Alam, sehingga menjadi RAJA MURAI PERKASA ALAM.
Wafatnya Raja Murai Perkasa Alam meninggalkan beberapa orang anak, antara lain:
- Raja Basonu. Turunannya yang diketahui yaitu Raja Tayang, yaitu ayahanda dari Raja Haji Aman (Labuhanbilik). Turunan ini merupakan Bintara Kanan di Kerajaan Panai.
- Raja Rawa, hingga saat ini belum diketahui keturunannya.
- Raja Umu, anak ketiga. Sesuai dengan amanat ayahnya (Raja murai), dia menjadi Raja Kerajaan Panai yang kedua.
- beberapa orang anak perempuan.
(bersambung)