SELAMAT DATANG

ini adalah situs yang memberikan informasi seputar Sejarah Labuhanbatu dan keberadaan Kerajaan-kerajaannya dimasa lalu. Daerah-daerah yang saling berhubungan akan dipublikasikan. Juga dilengkapi film-film tempo dulu, photo-photo lama dan photo-photo yang berkaitan dengan budaya, adat dan istiadatnya, serta pemerintahan di masa penjajahan.

Kamis, 24 Maret 2011

KERAJAAN PANAI

Posted by winzCyber 16.34, under | 16 comments

SEJARAH KERAJAAN PANAI

Kerajaan Panai pada masa kolonial merupakan daerah yang termasuk dalam Residensi Sumatera Timur (menurut strukturnya, mulai terbentang dari Tamiang hingga daerah Riau).

Pada masa kolonial, daerah Panai / Labuhanbilik merupakan pelabuhan ketiga terbesar setelah pelabuhan Belawan dan Tanjung Balai. Begitu pesatnya, akhirnya terdapat perwakilan dagang asing di daerah ini seperti : Guntzel Schumacher ( Jerman ), Herrison ( Inggris ), Vanni dan Deli Aceh ( Belanda ). Selain itu terdapat juga sarana angkutan antar pulau / pelayaran asing seperti kapal “SS Ayutia” milik Jerman, K.P.M ( Belanda ).

Kapal pelayaran ini bergerak menuju Singapura, Malaysia, bahkan menuju Eropa. Saat pecah perang dunia pertama (1914-1918), kapal “SS Ayutia” berlabuh selama 4 tahun di Labuhanbilik.

Labuhanbilik atau Panai didirikan oleh Sutan Kaharuddin ( Marhum Kaharuddin ), Raja Kerajaan Panai ke 4, disekitar tahun 1815. Sebelumnya pusat kerajaan masih berada di hulu sungai. Sementara itu, Kerajaan Panai dibentuk oleh Raja Murai Perkasa Alam.

Asal nama Panai hingga saat ini belum ada yang pasti. Ada yang mengatakan nama Panai berasal dari bahasa Minangkabau (Paneh) yang artinya Panas. Hal ini ada juga benarnya mengingat daerah Panai merupakan daerah yang agak panas udaranya. Juga adanya petunjuk dari barang-barang peti kemas yang dibawa oleh kapal pengangkutan yang menujukan ke Paneh Labuhanbilik.

Sepuluh abad yang lalu, sebelum Kerajaan Panai berdiri, nama Panai atau Pannai telah ada. Nama ini ditemukan pada tahun 1030 masehi dalam sebuah prasasti. Oleh Prof. Nilakanta Sastri, seorang sarjana India, mahaguru Universitas Madras, pada tahun 1940 menterjemahkan isi prasasti tersebut ke dalam bahasa Inggris. Prasasti ini merupakan peninggalan Raja Rayendra Cola I, Kerajaan Tanjore (India Selatan), yang mana pernah melakukan penyerangan ke beberapa wilayah, termasuk wilayah Pulau Sumatera. Daerah yang menjadi tempat penyerangan di Pulau Sumatera antara lain Kerajaan Lamuri (Aceh), Pannai (Sumatera Timur),  dan Sriwijaya (Sumatera Selatan).

Salah satu isi atau nukilan dari prasasti tersebut adalah : "Pannai with water in its bathing ghats".
Pannai yang dimaksud disini terletak di daerah sungai Barumun (Panai), wilayah Sumatera Timur. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya berupa patung-patung tembaga di Padang Lawas oleh Prof. Schnitger, sarjana Belanda, pada tahun 1936. Salah satu diantaranya yaitu Candi Bahal I, merupakan bukti peninggalan Raja Rayendra Cola I yang pernah memasuki wilayah Sumatera Timur (Panai).


Namun, ada yang sangat berbeda dari isi prasasti tersebut (yang menyebut nama Pannai). Isi prasati yang menyebut nama Pannai terlalu sangat sederhana, sangat berbeda dengan isi prasasti yang menyebutkan nama daerah lain yang menunjukkan kedahsyatan penyerangan (pertempuran) yang dilakukan oleh Raja Rayendra Cola I. Sebagai contoh yaitu :
"(Rayendra) having despatched many ships in the midst of the rolling sea and having caught Sanrama Vijayattunggavarman, the King of Kadaram, together with the elephants in his glorious army, (took) the large heap of treasures which (that king) has rightfully accumulated".

Dari nukilan prasasti tersebut dapat diketahui betapa dahsyatnya penyerangan yang dilakukan oleh Raja Rayendra Cola I hingga akhirnya Raja Kadaram (Sang Rama Wijayatunggawarman) dapat ditawan. Hal ini sangat berbeda dengan nama Pannai, sepertinya tidak terjadi pertempuran.

Dapat ditarik kesimpulan yaitu, masuknya Raja Rayendra Cola I ke wilayah Pannai sepuluh abad yang lalu, mereka hanya menemukan daerah itu (Padang Lawas) masih sedikit penghuninya, belum ada kesatuan hukum,  ataupun belum ada ikatan kelompok yang dapat dikatakan sebagai sebuah Kerajaan.

Dari keterangan diatas, adanya nama Panai tentu setidaknya melibatkan nama sungai Panai (Barumun) ataupun sungai Batang Pane, anak cabang sungai Barumun. Diduga, nama sungai-sungai ini telah ada sebelum datangnya Raja Rayendra Cola I, kemudian dengan nama sungai inilah mereka gunakan untuk dituliskan dalam prasati.

Raja Murai Perkasa Alam juga ada kemungkinan menamakan daerah kerajaannya (Kerajaan Panai) bersumber dari nama sungai.


Demikianlah uraian singkat asal nama Kerajaan Panai. Walaupun demikian, data-data yang dituliskan diatas bukanlah menjadi data-data mutlak, namun jika ingin lebih dalam mengetahuinya lagi tentu akan sangat sulit ditelusuri. Yang pastinya, nama Panai atau Pannai telah ada 10 abad yang lalu.

oooo000000oooo

16 komentar:

Saya senang sekali bisa mendapatkan sedikit sejarah tentang Kerajaan Panai ini karena selama ini sangat sulit saya dapatkan. Apakah pemilik blog ini bisa memberikan keterangan lebih banyak lagi tentang Kerajaan Panai ini? Misalnya keterangan tentang: (1) Kapan Kerajaan Panai Berdiri, (2) Silsilah Raja Panai sampai saat ini, (3) bagaimana runtuhnya kerajaan Panai, dan lain-lain.

Saya sangat berterima kasih sekali apabila informasi tersebut bisa disampaikan.

Saya sangat tertarik karena leluhur saya berasal dari kerajaan Panai labuhan bilik, tapi saya sangat sedikit sekali mengetahu tentang sejarah dari kerajaan ini.

Terimakasih atas kunjungannya. Untuk info Sejarah Labuhanbilik ataupun lainnya secara lebih luas bisa ditampilkan. Namun karena saat ini saya sedang mengurus penerbitan buku sejarahnya, akhirnya isi blog ini agak tersendat-sendat. Sejujurnya, informasi Sejarah Labuhanbatu sangat minim, baik dalam bentuk buku maupun elektronik, oleh karena itu buku sejarahnya akan segera diterbitkan agar masyarakat bisa lebih mengetahui.

terimakasih informasinya. sudah pernah dilakukan penelitian mendalam tentang sejarah raja-raja panai ini?

"Terima kasih atas kunjungannya. Penelitian sudah pernah dilakukan skitar 20 tahun, dan pernah ditelaah oleh alm. H. Muhammad Said (Waspada), dll"

Wow, Amazing bang. Aku sajo yang orang Labuhan bilik (Pane) bolum pornah aku dapat pengetahuan sejarah macam ni. Tarima kasih banyak bang, sadikit banyaknya aku tau sejarah kampongku.

thanks atas informasinya... semoga web ini terus up to date...

Kalau boleh sy minta alamat saya mau jumpa

Saya setuju jika buku tentang riwayat dan sejarah itu segera di terbitkan,,
Kami segenap warga panai sangat berterimakasih atas itu.

Kami segenap warga panai mengucapkan terimakasih atas ilmu pengetahuan sejarah ini, dan kami juga sangat berharap besar jika buku tsb segera di terbitkan..
Supaya keturunan kami dapat mengetahui mengenai tanah kelahirannya.

Terima kasih atas perhatiannya.
Bagi yang mau bersilaturrahmi dengan saya, silahkan cantumkan alamat facebook, saya akan add pertemanan.

Untuk penerbitan buku sejarahnya secara full sedang dalam penggodokan, mohon do'anya agar semakin cepat bisa diterbitkan.

Saya dari Malaysia,bapa berasal dari Pane.Mengikut cerita orang tua,nenek saya duduk dalam istana kerajaan Pane.Bernama Tenku Intan .Ingin saya bertemu dengan saudara disana.

Saya dari Malaysia,bapa berasal dari Pane.Mengikut cerita orang tua,nenek saya duduk dalam istana kerajaan Pane.Bernama Tenku Intan .Ingin saya bertemu dengan saudara disana.

Saya dari Malaysia,bapa berasal dari Pane.Mengikut cerita orang tua,nenek saya duduk dalam istana kerajaan Pane.Bernama Tenku Intan .Ingin saya bertemu dengan saudara disana.

Saya dari Malaysia,bapa berasal dari Pane.Mengikut cerita orang tua,nenek saya duduk dalam istana kerajaan Pane.Bernama Tenku Intan .Ingin saya bertemu dengan saudara disana.

Silahkan mencantumkan alamat yang jelas jika ingin bersilaturrahim atau mencari saudara mara. FB account, please.

Posting Komentar

Silahkan beri komentar disini

Tags


Lambang Kabupaten Labuhanbatu

Rantau Prapat

Rantau Prapat
Kantor Pos dan Telephon pada tahun 1934

Labuhanbilik

Labuhanbilik
Biro Imigrasi untuk pendatang dari Jawa (kuli kontrak-1925) di Labuhanbilik

Istana Kotapinang

Istana Kotapinang
Istana Kesultanan di Kotapinang

Istana Bilah

Istana Bilah
Istana Kesultanan Bilah di Negerilama

Istana Maimun

Istana Maimun
Istana Sultan Deli - 1897

Istana Kerajaan Siak