SEJARAH DATANGNYA ANAK-ANAK SUTAN ALAMSYAH SYAIFUDDIN, RAJA NEGERI PAGARRUYUNG KE DAERAH LABUHANBATU dan TAPANULI SELATAN
Adapun Sejarah Kerajaan Kotapinang ini disusun oleh penulis (Raja Azman Syarif-alm) dengan bantuan Tengku Khairuddin, yaitu salah satu keturunan Kerajaan Kotapinang, yang mana cukup mengetahui akan sejarah lahirnya Kerajaan Kotapinang.
Penulisan Sejarah datangnya anak-anak Sutan Alamsyah Syaifuddin juga berdasarkan berbagai dokumen yang dikumpulkan, salah satunya adalah LAPORAN PIHAK KERAJAAN KOTAPINANG KEPADA ASISTEN RESIDENT ASAHAN, DENGAN SURATNYA YANG BERNOMOR 4/M v0/5 TERTANGGAL 12 NOVEMBER 1924, DIKELUARKAN DI KOTA BAHRAN (KOTAPINANG), DITANDATANGANI OLEH SERIPADUKA YANG DIPERTUAN KOTAPINANG (DIPERTUAN MUSTHAFA PERKASA ALAMSYAH).
Dari hasil penelusuran sejarah, Penulis dan Tengku Khairuddin membantah cerita diluaran mengenai Sejarah Kerajaan Kotapinang yang menyangkut anak-anak Sutan Alamsyah memasuki daerah ini, yang banyak terjadi kesimpangsiuran dan bertolak belakang dengan fakta.
Karena terjadi banyak kesimpangsiuran ini maka penulis dan Tengku Khairuddin mengambil satu kesimpulan demi meratakan jalanya sejarah daerah ini dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan dari keturunan masing-masing.
Disekitar tahun 1520 Masehi, sesuai petunjuk Tambo yang ada, di Minangkabau (Sumatera Barat), terdapat Kerajaan Pagarruyung. Pada masa itu diperintah oleh Sutan Alamsyah Syaifuddin.
Berapa orang anak dari Sutan Alamsyah Syaifuddin tidak diketahui dengan jelas. Namun yang pasti (sesuai aturan yang berlaku), anaknya yang tertua tentulah menjadi raja menggantikan ayahnya. Selain itu terdapat lagi 3 orang anaknya (kalau memang betul) yang terdiri dari 2 orang laki-laki dan 1 wanita :
1. BATARA GURU GORGA PINAYUNGAN, atau juga dikatakan Marhum Mangkat di Rotan Mumuk Pinangawan (Kotapinang), merupakan Raja Kotapinang pertama yang berkedudukan di Pinangawan.
Nama ini kemungkinan bukan nama yang sebenarnya di Pagarruyung, hanya setelah meninggalkan istana, jatuh ke daerah Bagan Sinombah dan Pinangawan, kemudian oleh masyarakat dijadikan raja. Nama Batara Guru Gorga Pinayungan, diduga dibuat oleh masyarakat Tambak/Dasopang, yang mendiami daerah itu pada mulanya.
2. BATARA GURU GORGA PAYUNG, atau juga dikatakan SUTAN KUMALA YANG DIPERTUAN, yang jatuh ke daerah Penyabungan Mandailing (Tapanuli Selatan) dan dijadikan raja di daerah itu. Nama ini juga kemungkinan bukan nama yang sebenarnya, sama seperti abangnya Guru Gorga Pinayungan.
3. PUTRI LINGGANI, atau juga dikatakan PUTRI LEGEN, turut bersama abangnya Guru Gorga Pinayungan.
Adapun penyebab kedatangan anak-anak Sutan Alamsyah Syaifuddin ke Labuhanbatu dan Tapanuli Selatan tidak dapat diketahui dengan jelas.
Menurut kisahnya, berdasarkan hasil laporan Raja Kotapinang kepada Asisten Resident Asahan, tiga bersaudara ini pergi meninggalkan Istana Pagarruyung, bersama mereka terdapat seekor anjing pemburu yang bernama "Cempaga Tua". Menurut Tambo Bilah dan Panai, selain seekor anjing, terdapat pula 2 ekor ayam Kinantan (ayam jago) dan sebuah tongkat berkepala emas.
12 komentar:
Maaf pak, apa bisa diperbetulkan. Kalau mengikut ranji keturunan yang ada dalam simpanan pewaris raja-raja Pagaruyung di Sumbar,sebetulnya Puti Reno Lenggogeni adik beradik dengan Batara Gurga Pinayungan @ Tuanku Rajo Nan Sati (yg kemudiannya jatuh ke Tapanuli Selatan dan menjadi Mangaraja Godang Mandailing 1). Mereka adalah anak kepada Puti Reno Nalo @ Ratna Kemala di Pagaruyung. Sedangkan Batara Sinomba pula adalah anak kepada Puti Reno Nalo Nali (Tuan Gadih Pagaruyung ke-2). Jadinya, Batara Sinomba adalah saudara sepupu dengan Puti Reno Lenggogeni dan Batara Gurga Pinayungan kerana ibu mereka masing-masing adalah adik-beradik kandung.
Terima kasih atas komentar yang diberikan. Sesungguhnya terdapat beberapa versi yang berbeda yang ada di masyarakat. Namun demikian, data yang dicantumkan disini bukanlah data yang tidak memiliki bukti pendukung. Jika dibaca diawal, ada bukti pendukungnya yaitu LAPORAN PIHAK KERAJAAN KOTAPINANG KEPADA ASISTEN RESIDENT ASAHAN, DENGAN SURATNYA YANG BERNOMOR 4/M v0/5 TERTANGGAL 12 NOVEMBER 1924, DIKELUARKAN DI KOTA BAHRAN (KOTAPINANG), DITANDATANGANI OLEH SERIPADUKA YANG DIPERTUAN KOTAPINANG (DIPERTUAN MUSTHAFA PERKASA ALAMSYAH). Namun demikian, data-data tersebut bisa saja salah atau kurang lengkap, hal ini terjadi dengan beragam faktor. Beberapa faktor yang bisa terjadi adalah adanya konflik keluarga yang mengakibatkan adanya pemutusan/perubahan hubungan keluarga. Misalnya A mempunyai anak 5 orang, salah satu anaknya ada yang durhaka. oleh karena ada salah satu anaknya yang durhaka, maka dia tidak dicantumkan dalam silsilah. Kejadian masa lalu tidak ada yang mengetahuinya secara pasti, kita hanya berusaha untuk mencari dan meneliti.
Perlu penelitian mendalam untuk memastikan bahwa SUTAN KUMALA YANG DIPERTUAN berasal dari Pagaruyung menjadi raja di Mandailing seperti diposting di Blog ini. Versi Mandailing SUTAN KUMALA SANG HIANG DIPERTUAN HUTA SIANTAR berasal dari keturunan ke-3 dari SIBAROAR NA SAKTI nenek moyang marga NASUTION yang menurunkan raja-raja di Mandailing.
"Kepada bapak M. Syarif, memang benar yang Bapak katakan, masih diperlukan penelitian yang lebih. Seperti yang saya kemukakan pada komentar sebelumnya, masih terdapat perbedaan versi dalam penuturan sejarah. Namun hal ini adalah lumrah dalam sebuah penelitian. Meluruskan jalannya sebuah sejarah tentu tidak semudah yang dibayangkan, diperlukan data-data otentik yang benar-benar bisa mendukung."
Terimakasih atas komentarnya.
yang mendirikan kerajaan kota pinang adalah Alamsyah Dasopang (batak muslim)..apakah berubah jadi melayu menjadi sultan Almsyah???...atau nama lainnya Sultan Mustafa Alamsyah bla bla..??
demi kebenaran sejarah...Tuanku Kota Pinang atau Alamsyah Dasopang seorang Panglima Paderi membelot dari Darul Islam Minangkabau karena penyebaran agama dengan kekerasan terhadap bangsanya sendiri di Mandailing dan Toba. Beliau kemudian (1820) Mendirikan Kerajaan/Kesultanan Kota Pinang dengan gelar Sultan Tengku yang dipertuan Mustafa Perkasa Alamsyah, diakui dan dibantu oleh Kolonial Belanda. Kemudian beliau membuat Rekayasa silsilah kesultanan dari pagaruyung (mungkin ajaran kolonial), menaggalkan marganya DASOPANG dan masuk puak MELAYU. Begitu juga dengan Kesultanan Asahan, didirikan oleh Tuanku Asahan, Mansyur Marpaung, seorang Panglima Paderi..Wallohu A'lam.
suku asli labuhan bilik (Panai) dan kota pinang adalah DASOPANG dan TAMBAK. dengan bukti kuburan-kuburan paling tua...jangan diteruskan politik adu domba kolonial belanda. Kerajaan/Kesultanan Panai didirikan Dasopang. diadu domba dengan kota pinang. Raja Tambak bernama Ja Mambale dari Huta Godang, dan Raja Dasopang Ja Huala, bahu membahu dengan Tuanku Tambusai melawan Belanda saat perang Paderi..
Kerajaan Aru Barumun (beragama islam), pertengahan tahun 1200-an, yg didirikan oleh Malik Mansyur, anak dari Malik As Shaleh dari Samudera Pasai, yang mengislamkan masayarakat Asahan, Labuhan Batu dan Padang Lawas...Runtuh oleh Majapahit, kemudian kerajaan Damasrya di Pagaruyung menjadi kaki tangan Majapahit di Sumatera. Oleh Pagaruyung bekas pusat Aru Barumun di Langga Payung diangkat Baginda Soripada (marga Harahap Batang Onang) sbg bawahan Pagaruyung. Kemudian Pagaruyung di Sumbar dan kaki tangannya Baginda Soripada di Labuhan Batu, dihabisi Darul Islam Minangkabau atau Paderi. Baru datang Kolonial Belanda, mengadu domba kita semua...Dahulunya kerajaan bangsa kita hanyalah kekuasaan KEPALA SUKU/MARGA, Pimpinan ADAT dalam radius wilayah Kampung2 sekitarnya yang diistilahkan Luat. Raja adalah kepala Luat. Setelah Kolonial Belanda baru ada Istana2 Permanen dan Tentara2 kerajaan.
Kita kehilangan jati diri saat dijajah Belanda...bahkan keturunan Alamsyah Dasopang yang menjadi sultan atau tengku2 selanjutnya kehilangan jati diri (tdk tahu asal-usul)..setelah merdeka tahun 1947 terjadi revolusi sosial pimpinan Laskar Rakyat yang hampir menghabisi keturunan sultan2 tsb. Sekarang keturunan sultan kotapinang mengaku ber-Marga Nasution, kenapa???..
Awalnya, oleh Kolonial Belanda, Daerah Batak yang menjadi Swapraja yang bercampur dengan puak Melayu dipecah sebagai berikut:
1. Kesultanan Langkat, di atas kerajaan Karo, Aru/Wampu di tanah Karo, Dusun
2. Kesultanan Deli, bekas Kesultanan Haru/Delitua.
3. Kesultanan Serdang, di bekas Kerajaan Dolok Silo, Simalungun sampai ke Lubuk Pakam.
4. Distrik Bedagai, dilepas dari Kerajaan Kahean, Simalungun. Di bawah pimpinan otoritas bergelar Tengku.
5. Kesultanan Asahan yang didirikan oleh Tuanku Mansur Marpaung diberi pengakuan secara hukum.
6. Kerajaan Kota Pinang (1820-1947), dengan mayoritas penduduk Batak Muslim didirikan dengan kepemimpinan Alamsyah Dasopang dengan gelar Yang Dipertuan.
7. Kerajaan-kerajaan kecil dan tak mempunyai kekuatan diciptakan, misalnya kerajaan Merbau, Panai, Bila dan lain sebagainya dengan tujuan untuk memecah-mecah kekuatan masyarakat Batak dalam kotak-kotak agama, wilayah dan kepentingan ekonomi.
8. Kerajaan Dolok Silo dan Kahaen dipecah tiga.
9. Di Tanah Karo daerah pegunungan diciptakan Kerajaan Sibayak.
Kepada Saudara Sawaluddin Dasopang, terima kasih yang sebesar-besarnya sudah hadir disini dan memberikan komentar yang memberikan informasi tambahan kepada saya dan pembaca yang lain.
Perlu dipahami, sejarah adalah bahasa ilmiah, artinya butuh data pendukung. Penulisan sejarah Kerajaan Kotapinang yang ada di blog ini juga demikian, yaitu butuh data pendukung, misalnya LAPORAN PIHAK KERAJAAN KOTAPINANG KEPADA ASISTEN RESIDENT ASAHAN, DENGAN SURATNYA YANG BERNOMOR 4/M v0/5 TERTANGGAL 12 NOVEMBER 1924, DIKELUARKAN DI KOTA BAHRAN (KOTAPINANG), DITANDATANGANI OLEH SERIPADUKA YANG DIPERTUAN KOTAPINANG (DIPERTUAN MUSTHAFA PERKASA ALAMSYAH), juga berasal dari penuturan orang-orang yang terkait langsung yaitu keturunannya, dll.
Namun demikian, kita tetap harus menggali lebih dalam, kita tidak bisa memberikan klaim bahwa SAYA YANG PALING BENAR, ORANG LAIN PASTI SALAH.
Intinya, jika memang ada data pendukung, silahkan untuk dikumpulkan dan kita berharap untuk dibukukan. Namun, jika data pendukung kurang, tentunya akan menjadi tanda tanya bagi para pembaca: DARI MANAKAH SUMBER SEJARAHNYA?
Sejarah adalah bersifat ilmiah, bukan sekedar "katanya dan katanya".
Salam
7. Kerajaan-kerajaan kecil dan tak mempunyai kekuatan diciptakan, misalnya kerajaan Merbau, Panai, Bila dan lain sebagainya dengan tujuan untuk memecah-mecah kekuatan masyarakat Batak dalam kotak-kotak agama, wilayah dan kepentingan ekonomi.
Dapat informaqsi dari mana? Kerajaan-kerajaan Merbau, Panai, Bilah dan lain sebagainya diciptakan untuk memecah belah? Diciptakan untuk siapa? Penjajah Belanda? Kalau Belanda yang ciptakan adu domba dengan membuat kerajaan-kerajaan ini, boleh dijawab tidak: PADA MASA KAPAN PENJAJAH BELANDA MASUK KE WILAYAH SUMATERA UTARA? Sepertinya data yang Anda miliki saling bertentangan. Silahkan pelajari: 1. Kapan penjajah Belanda masuk ke wilayah Sumatera Utara, kemudian masuk ke Sumatera Timur sejak kapan. 2. Kapan Kerajaan-kerajaan diatas (Bilah, Panai, Merbau, dll) hadir di permukaan.
Silahkan periksa kembali data-data Anda. Anda akan temukan rentang waktu yang sangat jauh antara kedatangan Belanda di Sumatara Utara/Sumatera Timur dan berdirinya kerajaan-kerajaan Bilah, Panai, Merbau, dll.
Posting Komentar
Silahkan beri komentar disini